STRATEGI PEMBELAJARAN AUD
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah
Strategi
Belajar Mengajar PAUD yang diampu oleh :
Dr. Erny Wahdini, S.Pd., M.Pd
Di susun oleh :
ALIA
ELSYAHADA
A1E415001
KELAS
: 6A PG-PAUD
KEMENTRIAN
RISET DAN TEKNOLOGI PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
S1 PG-PAUD
BANJARMASIN
2018
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim...
Puji syukur saya
panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan
hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan hasil makalah yang berjudul “Strategi Pembelajaran AUD “ dengan
tujuan untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar PAUD
dan juga saya berterima kasih kepada Ibu Dr. Erny Wahdini, S.Pd., M.Pd yang
memberikan tugas ini.
Saya sangat berharap makalah
ini dapat berguna sebagaimana mestinya, dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk itu
saya berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan tugas yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa ada saran yang membangun.
Semoga makalah
sederhana ini dapat di pahami dan bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Banjarmasin, 21 April 2018
Alia Elsyahada
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan anak usia dini merupakan upaya
untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran
yang mampu menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Pendidikan anak
usia dini merupakan suatu pendidikan yang dilakukan pada anak sejak
lahir hingga usia delapan tahun.
Pendidikan anak usia dini harus
berlandaskan pada kebutuhan anak, yang di sesuaikan dengan nilai-nilai
yang dianut di lingkungan di sekitarnya, sesuai dengan tahap
perkembangan fisik dan psikologis anak, dilaksanakan dalam suasana bermain
yang menyenangkan serta dirancang untuk mengoptimalkan potensi anak.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 19 ayat 1 menyatakan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik (PP tentang Standar Nasional Pendidikan,
2005). Proses pembelajaran akan optimal jika didukung dengan pendekatan
yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Jelaskan Yang Dimaksud Dengan Pendidikan
Anak Usia Dini?
2.
Jelaskan Apa Yang Dimaksud Dengan
Strategi Pembelajaran?
3.
Jelaskan Dan Sebutkan Metode Pembelajaran
Anak Usia Dini?
4.
Apa Saja Manfaat Dari Pelaksanaan
Pembelajaran Anak Usia Dini?
C.
TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan
Pendidikan Anak Usia Dini.
2.
Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan
Strategi Pembelajaran.
3.
Untuk Mengetahui Apa Saja Metode
Pembelajaran Anak Usia Dini.
4.
Untuk Mengetahui Apa Saja Manfaat Dari
Pelaksanaan Pembelajaran Anak Usia Dini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pendahuluan
Pendidikan
Anak Usia Dini yang kemudian disingkat dengan PAUD merupakan dasar bagi
perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, daya cipta, dan penyesuaiannya
dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, perlu diusahakan agar pendidikan
ini dapat dinikmati oleh segenap lapisan masyarakat. Hal ini perlu karena ada
asumsi, sebaiknya anak-anak balita tinggal di rumah karena pendidikan dari
ibunya merupakan pendidikan yang terbaik. Asumsi ini kurang tepat Pertama, ternyata
kebanyakan ibu bekerja di luar rumah, sehingga anak tinggal bersama pembantu
atau anggota keluarga yang lain, yang tidak tahu-menahu tentang pendidikan. Kedua,
tidak semua ibu yang tinggal di rumah tahu cara mendidik. Biasanya, mereka
membesarkan anak-anaknya berdasarkan apa yang diterima secara turun temurun,
atau secara naluriah saja.
Berbicara
masalah Pendidikan Anak Usia Dini, bukan merupakan hal yang baru. Hal ini
dibuktikan oleh beberapa orang tokoh yang sejak lama telah membahas masalah
PAUD, di antaranya:
Prof.
Marjory Ebbeck (dalam Hibana), seorang pakar Anak Usia Dini dari Australia
menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah pelayanan kepada anak mulai
sejak lahir sampai umur delapan tahun. Soemiarti Patmonodewo dalam bukunya “Pendidikan
Anak Prasekolah” memaparkan beberapa tokoh pendidikan anak usia dini di
antaranya :
a.
Jean
Jacques Rousseau, menyarankan
bahwa pendidikan anak usia dini hendaklah “kembali ke alam” (a return to
nature) dan pendekatan yang digunakan bersifat alamiah yang dikenal dengan
“naturalisme”, dalam artian bahwa anak akan berkembang tanpa hambatan. Dengan
pendidikan yang bersifat alamiah akan menghasilkan dan memacu berkembangnya
kualitas semacam kebahagiaan, spontanitas, dan rasa ingin tahu.
b.
Friederich
Wilhelm Froebel, beliau
dikenal karena menciptakan “Garden of children atau kindergarten ”
(taman kanak-kanak) pandangan Froebel terhadap pendidikan merupakan
sarana untuk membantu perkembangan anak secara wajar. Ia menggunakan taman
sebagai suatu simbol dari pendidikan anak. Dan pendidikan TK harus mengikuti
sifat dari anak, bermain dipandang sebagai suatu metode dari pendidikan dan
cara dari anak untuk meniru kehidupan orang dewasa dengan wajar. Dan kurikulum
yang dirancang oleh Froebel meliputi pekerjaan, kegiatan seni dan
keahlian dengan bermain lilin (clay), kayu dan kotak-kotak, juga dengan
menggunting-gunting kertas, menganyam, melipat kertas serta menusuk-nusuk
kertas. Adapun kegiatan lain menyanyi, bermain, berbahasa dan aritmatika.
c.
Maria Montessori, beliau adalah
dokter dan antropolog wanita Itali yang pertama, Montessori memandang
bahwa perkembangan anak usia dini merupakan suatu proses yang berkesinambungan.
Dan Ia juga memahami bahwa pendidikan merupakan aktivitas diri, mengarah pada
pembentukan disiplin pribadi, kemandirian dan pengarahan diri. Montessori menyebut
sekolahnya dengan Casa Dei Bambini atau rumah anak. Adapun tujuan utama
dari pendidikan ialah perkembangan secara individual yang menitik beratkan pada
perkembangan fisik, sosial, emosional, dan ketrampilan intelektual yang
meliputi: pengembangan konsentrasi, ketrampilan mengamati, kesadaran memahami
tingkatan dan urutan, koordinasi, kesadaran dalam melakukan persepsi dan
ketrampilan membaca dan menulis, terbiasa dengan hal-hal yang bersifat seni
yang kreatif, memahami dunia alam lingkungan, memahami ilmu sosial,
berpengalaman dengan ketrampilan yang bersifat teknik menyelesaikan masalah.
d.
J.McVicker Hunt menyatakan bahwa dalam pendidikan prasekolah hendaklah sering
melakukan program intervensi, sehingga dengan program ini akan dapat
meningkatkan pengalaman anak, baik melalui pengamatan maupun percakapan.
Adapun tokoh-tokoh mutakhir dalam bidang
PAUD di antaranya:
a.
Constance Kamii, menurut Beliau pendidikan harus didasarkan pada tujuan jangka
panjang suatu perkembangan dari seluruh kepribadian, khususnya ditekankan pada perkembangan intelektual
dan moral. Dan bahwa konsep autonomy merupakan tujuan dari semua aspek
bentuk pendidikan. Ia yakin bahwa anak-anak sebaiknya mengetahui apakah
pekerjaan yang dilakukan benar atau salah tanpa banyak bergantung kepada orang
dewasa.
b.
David
Elkind, menurut
Beliau bahwa anak-anak membutuhkan dukungan yang kuat untuk bermain dan
berkegiatan yang dipilih sendiri dengan tujuan untuk dapat bertahan dalam
stress yang ada sekarang dalam lingkungan anak. Dan Beliau percaya bahwa
anak-anak tidak dapat dipersiapkan untuk menghadapi stress dengan mengalami
lebih dahulu pada awal kehidupan mereka. Elkind mengingatkan akan bahaya
terhadap pemaksaan anak-anak yang terlalu muda dengan tugas akademik yang belum
waktunya.
c.
Lilian
Katz, menitikberatkan
PAUD pada proses belajar mengajar. Dan tugas guru ialah memikirkan tentang
dampak pendidikan terhadap pengalaman anak. Bagi Katz sekolah merupakan
tempat pemerolehan pengetahuan, sikap, ketrampilan dan watak.
Adapun
di Indonesia, semenjak disahkannya Undang-undang Pendidikan Nasional No. 20
tahun 2003 yang di dalamnya menyinggung masalah PAUD, diikuti dengan pembentukan
Direktorat PAUD, maka perkembangan PAUD terasa semakin mantap, kesadaran
masyarakat juga semakin nyata. Hal ini ditunjukkan dengan maraknya pendidikan
TK dimana-mana, sekaligus pendidikan
guru TK dengan berbagai model. Tentu hal tersebut menjadi indikator positif
bagi pengembangan kualitas PAUD. Adapun Undang-undang No. 20 tahun 2003,
tentang SISDIKNAS pada bagian ke tujuh pasal 28 dijelaskan bahwa :
1.
Pendidikan Usia
Dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
2.
Pendidikan Usia
Dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal,
informal.
3.
Pendidikan Usia
Dini pada jalur formal berbentuk TK, Raudatul Athfal atau bentuk yang
sederajat.
4.
Pendidikan Usia
Dini pada jalur nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), Tempat Penitipan
Anak (TPA), bentuk lain yang sederajat.
5.
Pendidikan Usia
Dini jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga yang
diselenggarakan oleh lingkungan.
Menurut UU RI No. 21
Tahun 2003, tentang SISDIKNAS menyatakan bahwa PAUD ialah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Dalam PP RI No. 27
tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah Bab I pasal 1 ayat 2 bahwa yang
dimaksud dengan TK ialah salah satu bentuk Pendidikan Prasekolah yang
menyediakan program
pendidikan dini bagi anak usia empat tahun sampai memasuki pendidikan dasar. Dan
berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
RI No. 0486/U/1992 Bab I pasal 2 ayat 1 bahwa TK
merupakan wadah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani anak didik sesuai dengan sifat-sifat alami
anak. Selanjutnya yang dimaksud Anak Usia Dini menurut Biehler
dan Snowman (1993), ialah mereka yang berumur 3-6 tahun.
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian PAUD ialah upaya
yang dilakukan oleh pendidikan secara terencana dan
sistematis pada anak usia 0-8 tahun, dengan tujuan agar
anak mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara
optimal.
Secara
umum tujuan program PAUD ialah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak
secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan
yang dianut. Sehingga melalui program pendidikan yang dirancang dengan baik,
anak akan mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki dari aspek fisik,
sosial, moral, emosi dan kepribadian.
Adapun
secara khusus tujuan dari PAUD ialah untuk :
a.
Menyiapkan
perkembangan kepribadian anak secara menyeluruh (memenuhi kebutuhan akan
perkembangan intelektual dan kognitif, kebutuhan akan kegiatan yang kreatif dan
kebutuhan untuk dapat berdiri sendiri)
b.
Memenuhi kebutuhan emosi anak atau kebutuhan
akan kasih sayang.
c.
Memenuhi kebutuhan akan hubungan sosial,
pergaulan, kehidupan berkelompok dan bermasyarakat.
d.
Mengajarkan
dasar-dasar pengetahuan atau mempersiapkan anak untuk masuk sekolah.
e.
Membantu
perkembangan fisik dan otak anak.
f.
Memenuhi
kebutuhan untuk berekspresi dengan bahasa.
g.
Menanamkan
ajaran-ajaran moral atau agama kepahlawanan dan kewarganegaraan.
PAUD
merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan
pada peletakan dasar ke arahpertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi
motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya
pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio
emisonal (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi,
sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang
dilalui oleh anak usia dini.
Oleh karena
itu, PAUD sedapat mungkin harus menjadi perhatian, baik
menurut kebutuhan masyarakat luas, maupun menurut individu. Hal ini sejalan dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Dr. Nazali Shaleh Ahmad yang
mengatakan bahwa :
Fase
kanak-kanak merupakan salah satu fase kehidupan manusia yang cukup penting,
artinya pada masa itu seorang anak sedang mengalami pertumbuhan fisik, kejiwaan
maupun akal pikirannya yang mudah sekali menerima pengaruh dari berbagai faktor
kehidupan di sekitarnya.
Pendidikan
seperti ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk
belajar sedini mungkin, sehingga tumbuh menjadi anak yang memiliki
kelebihan.
Selanjutnya
PAUD merupakan awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, karena hal itu
akan membawa dampak bagi sepanjang kehidupan anak selanjutnya. Anak Usia Dini
memiliki karakteristik yang khas baik
secara fisik, psikis, sosial, moral, dan sebagainya. Masa kanak-kanak juga
merupakan masa yang paling penting sepanjang usia hidupnya,
oleh karena itu usia dini sering disebut dengan Golden Age (usia
emas) yaitu usia yang sangat
berharga dibandingkan dengan usia-
usia selanjutnya. Karena pada anak usia dini merupakan individu yang sedang
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat bahkan
dikatakan sebagai lompatan perkembangan.
Pengalaman
yang dialami anak pada usia dini akan berpengaruh kuat terhadap kehidupan
selanjutnya. Pengalaman tersebut akan bertahan lama bahkan tidak dapat
terhapuskan kalaupun bisa hanya tertutupi. Bila suatu saat ada stimulasi yang memancing
pengalaman hidup yang pernah dialami, maka efek tersebut akan muncul kembali
walaupun dalam bentuk yang berbeda. Karena sedemikian pentingnya usia dini,
maka perlulah kiranya bagi pendidik dan orangtua untuk memperhatikan perkembangan
dan pendidikan yang akan dipersiapkan untuk anak usia dini, sehingga kita akan
memiliki generasi yang mampu mengembangkan diri secara optimal. PAUD juga
memegang peranan yang sangat penting bagi sejarah perkembangan anak selanjutnya,
anak yang mendapatkan pembinaan sejak dini akan dapat meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraan fisik dan mental, yang itu semua akan berdampak pada
peningkatan prestasi belajar, etos kerja, dan produktivitas. Yang pada akhirnya
anak akan lebih mampu untuk mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
PAUD (0-8
tahun) memiliki beberapa bentuk organisasi. Tiap bentuk organisasi tersebut
memiliki kekhasan masing-masing, secara rinci bentuk-bentuk program PAUD dapat diuraikan
sebagai berikut :
1.
Pendidikan
Keluarga (0-2 tahun)
Pendidikan
keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama bagi anak, sebab pendidikan
keluarga merupakan pondasi bagi anak untuk membangun struktur kepribadian
selanjutnya.
2.
Taman-taman
Pengasuhan Anak (TPA) (2-3tahun)
TPA ialah
lembaga kesejahteraan sosial yang memberikan pelayanan pengganti berupa asuhan,
perawatan dan pendidikan bagi anak balita selama anak tersebut ditinggal
bekerja oleh orangtuanya. TPA bertujuan membantu orangtua agar dapat bekerja
dengan tenang sehingga tercapai prestasi kerja yang optimal. Selain itu juga
menghindarkan anak dari kemungkinan terlantar pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani.
3.
Kelompok
Bermain (KB) atau play group (3-4 tahun)
KB
merupakan tempat bermain dan belajar bagi anak sebelum memasuki Taman Kanak-kanak.
4.
Taman
Kanak-kanak (TK) (4-6 tahun)
TK
merupakan jenjang pendidikan setelah KB sebelum anak masuk SD. Walaupun TK
bukan jenjang pendidikan wajib diikuti, namun memberikan banyak manfaat bagi
penyiapan anak untuk masuk SD.
5.
Sekolah
Dasar (7-8 tahun)
SD ialah
jenjang pendidikan formal pertama setelah TK. Sehingga pada kelas tersebut
idealnya pola pendidikan yang diterapkan tidak Jauh berbeda dengan pola
pendidikan yang digunakan di TK.
Ki Hadjar
Dewantara yang merupakan tokoh Pendidikan Taman Siswa, sangat menekankan bahwa
untuk anak usia dini, kegiatan pembelajaran dan pendidikan itu hendaknya
bersifat alamiah seperti bermain di “Taman”.
Untuk
pendidikan di Taman Kanak-Kanak, Ki Hadjar menyebutkannya secara khusus dengan sebutan
di Taman Indria, pendidikan menuntun pertumbuhan dan perkembangan anak-anak
sesuai dengan kodratnya sebagai anak, agar mereka memperoleh keselamatan dan
kebahagiaan sebagai manusia merdeka. Ki Hadjar juga menganjurkan agar pada masa
usia dini, anak jangan dicabut dari suasana keluarga dan dunia bermain mereka.
Pembelajaran dan pelatihan kebiasaansemua di bungkus dalam permainan, suasana
riang, oleh karena itu yang penting pada masa ini ialah pembiasaan dan
pelatihan menggunakan indera serta persiapan untuk dapat membaca, menulis dan
berhitung dengan latihan berbicara, menggambar, melukis, bernyanyi, menari, dan
mengenal dunia lingkungan sempit mereka.
Agar
tidak terjadi kesalahan dalam PAUD, maka perlulah kiranya kita untuk
memperhatikan masalah strategi pembelajaran pada Anak Usia Dini, dengan
memperhatikan kekhasan dunia anak, karakteristik anak yang khas serta
disesuaikan dengan ciri-ciri psikologi dan paedagogis serta tahap perkembangan
moral mereka.
Strategi
merupakan penggabungan berbagai macam tindakan untuk mencapai tujuan kegiatan.
Pada TK kegiatan dapat dilakukan dalam bentuk bermain dan kegiatan yang lain.
Dan strategi kegiatan lebih banyak menekankan pada aktivitas anak dari pada
aktivitas guru.
Di
samping itu strategi pembelajaran Anak Usia Dini harus dilakukan dengan
menarik, mensosial, penuh dengan permainan dan keceriaan serta tidak merampas
dunia kanak-kanak mereka. Dan dalam strategi pembelajaran kita perlu
mengembangkan dan memperhatikan pendekatan pembelajaran yang menjadikan mereka
senang, asyik, kreatif dan aktif, sehingga lepas dari suasana tertekan, dan
tidak terbebani. Adapun pendekatan-pendekatan itu ialah:
1.
Active
Learning (Belajar secara Aktif-Positif).
2.
Attractive
Learning ( Belajar yang Mempesona dan Menarik Anak).
3.
Joyful
Learning (Belajar yang Mengasyikkan dan Menyenangkan).
4.
Multiple
Inteligence Approach (Pembelajaran yang Berdasarkan Konsep Kecerdasan yang
Jamak).
Dengan
pendekatan-pendekatan pembelajaran diharapkan dapat dikembangkan aspek
pengetahuan, perasaan, dan ketrampilan anak tanpa harus membebani mereka, kita
juga berharap dapat melayani kebutuhan dan minat mereka, sehingga anak-anak
beraktivitas tetap dalam keadaan ceria, asyik, gembira, sekaligus belajar bersosialisasi
dengan teman mereka.
Disamping
strategi pembelajaran Anak Usia Dini, perlu juga membangun suasana yang baik,
sehingga para pendidik dapat bekerja dengan kasih sayang dalam suasana cinta
kasih, pengertian, kerelaan dan kesabaran. Dalam proses pembelajaran yang demikian
suasananya akan menghasilkan peserta didik yang patuh secara aktif dan dinamis.
Anak tidak hanya menjadi objek pembelajaran tetapi lebih sebagai subjek
pembelajaran. Pendidik lebih bersikap demokratis dan menempatkan dirinya
sebagai fasilitator. Pendidik memberikan suasana pembelajaran yang “merdeka”
sehingga hasil pendidikannya ialah siswa yang kreatif, mandiri, cerdas, taat
pada hati nurani, bertanggung jawab dan tetap ceria.
Namun
pada kenyataannya banyak pihak yang berpandangan bahwa anak-anak itu bagaikan
kertas putih, bersih. Orang dewasa bebas untuk menggambari, mewarnai, menulis,
dan mencoreti, bahkan merobek atau meremas-remas kertas itu. Kegiatan orang dewasa
tersebut sekarang ini terasa semakin menjadi-jadi, anak-anak kecil harus
melaksanakan banyak kegiatan. Mereka harus belajar di sekolah dengan banyak
beban, karena harus menyerap banyak materi, mengerjakan sejumlah pekerjaan
termasuk tugas dan pekerjaan rumah, sampai harus mengikuti kursus-kursus, melihat
situasi semacam ini pastilah timbul pertanyaan dalam hati kita, apakah kegiatan-kegiatan
sungguh sesuai dengan psikologi anak dan tahap perkembangannya?, apakah
kegiatan dan tuntutan itu sungguh merupakan kebutuhan dan minat anak?, apakah
kurikulum yang sarat materi dan membebani anak dengan pekerjaan ini sesuai
dengan dunia anak yang masih membutuhkan suasana bermain, keceriaan, dan
fantasi?
Inilah
beberapa gejala-gejala yang terjadi di lapangan, bahwa tuntutan orangtua untuk menyelenggarakan
berbagai macam aktivitas pembelajaran yang sebenarnya tidak tepat atau belum pada
saatnya, oleh karena itu pihak pendidik selain memberikan pengertian tentang
pembelajaran dan pendidikan yang tepat pada usia dini, juga hendaknya memahami
suatu konsep tentang strategi pembelajaran yang tepat berdasarkan pada
perkembangan psikologis, paedagogis dan dasar-dasar didaktik, serta mengacu pada
kegiatan-kegiatan bermain, bernyanyi, bergerak (menari, dan berolah raga),
singkatnya kegiatan pembelajaran dan pendidikan dalam suasana yang ceria,
menyenangkan, menarik, dan mengasyikkan.
Budaya
instan (mau serba cepat dan tanpa usaha) dan suasana kompetisi (persaingan),
sudah sangat mempengaruhi cara berpikir dan perlakuan orang dewasa terhadap
anak-anak kecil. Orangtua menginginkan anak-anaknya cepat menguasai sesuatu,
dalam jumlah yang banyak dan lebih cepat dari pada anak-anak lainnya. Seolah-olah
semakin cepat menguasai sesuatu, semakin banyak dan “hebat”, semakin sehat dan baik
bagi perkembangan kejiwaan anak. Padahal secara alamiah, kebutuhan, minat, dan
kepekaan untuk mempelajari dan menguasai sesuatu membutuhkan proses, waktu, dan
pelatihan yang sesuai dengan usianya, baik usia mental, fisik maupun usia
kronologisnya. Orang dewasa tidak lagi memikirkan dan memperlakukan mereka
sebagai orang dewasa mini. Kita bahkan menuntut mereka berpikir, merasakan,
bersikap, melakukan sesuatu, berdaya tahan seperti orang dewasa.
Fenomena
ini menunjukkan betapa beban belajar anak-anak kecil itu melampaui kemampuan
mereka “overloaded”, mereka kehilangan dunia kanak-kanak mereka yang penuh
dengan suasana bermain, bernyanyi, menari, berfantasi (berkhayal), dan
melakukan sesuatu tanpa beban. Mereka kehilangan kemerdekaannya sebagai anak
kecil.
Oleh
karena itu, sebagai pendidik perlulah kiranya mengembalikan praktek pendidikan
dan pembelajaran pada usia dini. Kita kembalikan ruang kelas menjadi arena
bermain, bernyanyi, bergerak bebas. Kita kembalikan ruang kelas sebagai ajang
kreatif bagi anak dan menjadikan mereka secara psikologis nyaman. Kita bangun kembali
suasana kelas yang penuh kekeluargaan, hangat, dan akrab, tidak lagi kita
teruskan kelas menjadi ajang instruksi, indoktrinasi, dan pembebanan materi saja.
Kembalikan kelas dalam suasana dimana setiap anak dihargai, diakui dan diberi
kesempatan untuk berkembang. Dengan demikian mereka akan membangun rasa percaya
diri dan nilai-nilai positifnya. Kita hilangkan sistem komando militer dengan
menggunakan pendekatan asih.
B.
Pengertian Strategi Pembelajaran
Istilah
strategi pada mulanya digunakan dalam dunia kemiliteran. Strategi berasal dari
bahasa Yunani strategos yang berarti
jenderal atau panglima, sehingga strategi diartikan sebagai ilmu kejendralan
atau ilmu kepanglimaan.
Strategi dalam
kamus bahasa Indonesia berarti siasat perang, ilmu siasat. Dalam pengertian
merupakan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran yang khusus.
Dalam ensiklopedia Indonesia disebutkan bahwa strategi ialah ilmu perang.
Dimaksudkan manyusun dan mengatur perlengkapan-perlengkapan perang sedemikian
rupa, sehingga kemenangan tercapai secepatnya. Pengertian strategi tersebut
kemudian diterapkan dalam dunia pendidikan. Selanjutnya dalam Ensiklopedi
pendidikan dijelaskan bahwa strategi adalah suatu seni, yaitu seni membawa pasukan
kedalam medan tempur dalam posisi yang paling menguntungkan.
Perkembangan
selanjutnya strategi tidak lagi hanya seni, tetapi sudah merupakan ilmu
pengetahuan yang dipelajari.Dengan demikian istilah strategi yang diterapkan
dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran ialah suatu seni dan
ilmu untuk membawakan pengajaran di kelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang
telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Strategi
pembelajaran selanjutnya dartikan sebagai kegiatan, baik prosedur, langkah,
maupun metode dan teknik yang dipilih agar dapat memberikan kemudahan,
fasilitas, dan bantuan lain kepada siswa dalam mencapai tujuan-tujuan
instruksional. Dalam bahasa sederhana strategi pembelajaran ialah siasat
membelajarkan siswa/i menuju tercapainya tujuan instruksional. Hal serupa diungkapkan
pula oleh Lalu Muhammad Azhar bahwa strategi pembelajaran merupakan sarana atau
alat penggabungan berbagai macam tindakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan
demikian secara umum strategi pembelajaran lebih luas lingkupnya dibandingkan
dengan prosedur dan metode. Selanjutnya menurut Prawirastrategi adalah cara
mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu, atau merupakan sebuah rencana
permanen untuk sebuah kegiatan dimana didalamnya berisi formulasi tujuan dan
kumpulan rencana kegiatan.
Menurut T.
Raka Joni mengartikan strategi pembelajaran merupakan pola dan urutan umum
perbuatan guru murid dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran. Perbuatan atau
kegiatan guru murid didalam proses pembelajaran itu terdiri atas bermacam-macam
bentuk. Keseluruhan bentuk itulah yang dimaksud dengan pola atau urutan umum
perbuatan guru murid. Menurut Djamarah bahwa strategi adalah suatu garis-garis
besar haluan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Jika dihubungkan dengan
pembalajaran, strategi diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru murid
dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Strategi
pembelajaran memuat berbagai alternatif yang harus dipertimbangkan untuk
dipilih dalam rangka perencanaan pengajaran. Untuk melaksanakan suatu strategi
tertentu diperlukan seperangkat metode pengajaran. Suatu program pengajaran
yang diselenggarakan oleh guru dalam setiap kali tatap muka bisa dilakukan dengan
berbagai metode. Keseluruhan metode itu termasuk media pendidikan yang
digunakan untuk menggambarkan strategi pembelajaran. Menurut Syaiful Bahri Djamarah
bahwa dalam strategi pembelajaran ada beberapa komponen yang selalu berkaitan
di antaranya :
a.
Mengindentifikasi
serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan
kepribadian.
b.
Memilih
sistem pendekatan pembelajaran berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup
masyarakat
c.
Memilih
dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik yang dianggap paling tepat
d.
Menetapkan
norma-norma atau batas minimal keberhasilan ata kriteria standar keberhasilan
sehingga dapat dijadikan pedoman untuk melakukan evaluasi.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa strategi adalah pola umum rentetan kegiatan
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pelaksanaan strategi
tersebut mengandung beberapa komponen yang saling terkait.
Strategi
pembelajaran ialah rencana dan cara-cara membawakan pengajaran agar segala prinsip
dasar dapat terlaksana dan segala tujuan pengajaran dapat dicapai secara
efektif. Cara-cara membawakan pengajaran itu merupakan pola dan urutan umum
perbuatan guru murid dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran.
C.
Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini
Sebagaimana
terdapat dalam Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar TK (GBPKB TK), bahwa
tujuan program kegiatan pembelajaran anak TK adalah untuk menbantu meletakkan dasar
kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang
diperlukan oleh anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk
pertumbuhan serta perekembangan selanjutnya. Sedangkan ruang lingkup program kegiatan
pembelajaran meliputi: pembrntukan perilaku melalui pembiasaan dalam pengembangan
moral pancasila, agama, disiplin, perasaan emosi, dan kemapuan bermasyarakat,
serta pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh guru
meliputi pengembangan kemampuan berbahasa, daya pikir, daya cipta, serta
keterampilan dan jasmani.
Adapun
strategi penbelajaran pada anak usia dini ialah selalu mengedepankan aspek-aspek
aktivitas bermain, bernyanyi (bergembira), dan bekerja dalam arti berkegiatan.
Bermain, bernyanyi, dan berkegiatan merupakan tiga ciri PAUD, pendidikan aspek
apapun hendaknya dilingkupi dengan keaktifan bermain, bernyanyi, dan
berkegiatan atau bekerja, ketiga hal ini akan mengasah otak, kecerdasan, emosi,
dan keterampilan fisik yang dilakukan dengan ceria, bebas, dan tanpa beban.
Untuk
melaksanakan proses pembelajaran di lembaga pendidikan TK sangat membutuhkan
suatu strategi pembelajaran yang aktif dan atraktif. Berbagai aktivitas perlu
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran seperti, bermain, menari, olahraga,
gerak tangan dan kaki, dan apaun yang merupakan aktivitas positif.
Yang
dimaksud pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang menekankan keaktifan anak
didik untuk mengalami sendiri, untuk berlatih, untuk berkegiatan, sehingga baik
dengan daya pikir, emosi, dan keterampilannya mereka belajar dan berlatih. Pendidikan
ialah sebagai fasilitator yang dapat menciptakan suasana kelas yang demokratis,
kedudukan pendidikan adalah sebagai pembimbing dan pemberi arah, sedangkan anak
didik merupakan objek sekaligus subjek dan mereka bersama-sama saling mengisi
kegiatan, belajar aktif dan kreatif.
Yang
dimaksud pembelajaran atraktif adalah suatu proses pembelajaran yang mempesona,
menarik, mengasyikkan, menyenangkan, tidak membosankan, bervariasi, kreatif,
dan indah. Dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan TK sangan diperlukan
pembelajaran yang atraktif. Hal ini karena pada umumnya anak-anak usia dini
cepat bosan belajar dan berlatih.
Kegiatannya
ditentukan oleh suasana hati dan menyenangi hal-hal yang indah, warna-warni,
menggembirakan, dan mengumbar daya imajinasi yang tinggi. Kedua proses
pembelajaran di atas merupakan strategi yang sangat sesuai untuk diterapkan di
lembaga pendidikan TK, karena strategi pembelajaran anak usia dini harus
menekankan pada kegiatan bermain, mampu menyentuh seluruh aspek perkembangan
anak dengan memberi kesempatan langsung pada anak untuk belajar memahami
dirinya dan kemampuannya, memahami orang lain dan lingkungannya. Saat bermain
anak memiliki kebebasan untuk berimajinasi, mengeksplorasi, dan berkreasi. Hal
ini sesuai dengan semboyan yang telah banyak dikenal di dunia pendidikan anak usia
dini yaitu “Belajar Sambil Bermain Dan Bermain Sambil Belajar”
D.
Metode Pembelajaran Anak Usia Dini
Adapun
metode pembelajaran untuk Anak Usia Dini adalah :
a.
Metode
Bermain
Menurut
pendidik dan ahli Psikologis, menyatakan bahwa bermain merupakan pekerjaan masa
kanak-kanak dan cermin pertumbuhan anak. Bermain merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau
memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada
anak. Bermain juga merupaka kegiatan yang memberikan kesenangan dan
dilaksanakan untuk kegiatan sendiri, yang lebih ditekankan pada caranya dari
pada hasilnya yang diperoleh dari kegiatan itu.
b.
Metode
Karyawisata
Bagi anak
TK karyawisata berarti memperoleh kesempatan untuk mengobservasi, memperoleh informasi,
atau mengkaji segala sesuatu secara langsung. Berkaryawisata memberikan makna penting
bagi perkembangan anak karena dapat mengembangkan minat anak pada suatu hal,
memperluas perolehan informasi, juga akan memperkaya lingkup program kegiatan
belajar anak TK yang tidak dapat dihadirkan di kelas.seperi melihat
bermacam-macam hewan, mengamati proses pertumbuhan, tempat-tempat khusus dan
pengelolaannya, bermacam-macam kegiatan transportasi, lembaga sosial dan
budaya. Jadi dari karyawisata anak dapat belajar dari pengalaman sendiri dan
sekaligus anak dapat melakukan generalisasi berdasarkan sudut pandang mereka.
c.
Metode
Bercakap-cakap
Bercakap-cakap
berarti saling mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara verbal. Bercakap-cakap
mempunyai makna penting bagi perkembangan anak TK karena bercakap-cakap dapat
meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan orang lain, meningkatkan keterampilan
dalam melakukan kegiatan bersama, dan juga meningkatkan keterampilan menyatakan
perasaan, serta menyatakan gagasan atau pendapat secara verbal.
Oleh
karena itu, penggunaan metode ini bagi anak TK akan membantu perkembangan dimensi
sosial, emosi, kognitif, terutama bahasa.
d.
Metode
Bercerita
Bercerita
merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari satu generasi kegenerasi
berikutnya. Bercerita juga dapat menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai
yang berlaku di masyarakat. Bercerita mempunyai makna penting bagi perkembangan
anak TK karena melalui bercerita kita dapat :
a.
Mengkomunikasikan
nilai-nilai budaya
b.
Mengkomunikasikan
nilai-nilai sosial
c.
Mengkomunikasikan
nilai-nilai keagamaan
d.
Menanamkaan
etos kerja, disiplin waktu, dan ramah lingkungan
e.
Membantu
mengembangkan fantasi anak
f.
Membantu
mengembangkan dimensi kognisi anak
g.
Membantu
mengembangkan dimensi bahasa anak.
e.
Metode
Demonstrasi
Demonstrasi
berarti menunjukkan dan menjelaskan. Jadi dalam demonstrasi kita menunjukkan
dan menjelaskan cara-cara mengerjakan sesuatu. Melalui metode ini diharapkan
anak-anak dapat mengenal langkah-langkah pelaksanaan. Metode ini mempunyai
makna penting bagi anak TK, yang antara lain :
a.
Dapat
memperlihatkan secara konkrit apa yang dilakukan
b.
Dapat
mengkomunikasikan gagasan, konsep, prinsip dengan peragaan
c.
Membantu
mengembangkan kemampuan mengamati secara teliti dan cermat
d.
Membantu
mengembangkan kemampuan untuk melakukan segala pekerjaan secara teliti, cermat,
dan tepat
e.
Membantu
mengembangkan kemampuan peniruan dan pengenalan secara tepat.
f.
Metode
Proyek
Metode
proyek adalah salah satu metode yang digunakan untuk melatih kemampuan anak
memecahkan masalah yang dialami anak dalam kehidupan sehari-hari. Cara ini juga
dapat menggerakkan anak untuk melakukan kerjasama sepenuh hati dan kerjasama
dilaksanakan secara terpadu untuk mencapai tujuan bersama.
Kegiatan
proyek mempunyai makna penting bagi anak TK, karena kegiatan ini berkaitan
dengan kehidupan anak seharihari yang dapat dihubungkan satu dengan yang lain
dan dapat dipadukan menjadi suatu hal yang menarik bagi anak, selain itu juga
bersifat fleksibel.
g.
Metode
Bernyanyi
Menyanyi
atau mendengarkan musik merupakan bagian dari kebutuhan alami individu. Melalui
nyanyian dan musik, kemampuan apresiasi anak akan berkembang dan melalui nyanyian
anak dapat mengepresiasikan segala pikiran dan isi hatinya. Adapun manfaat dari
metode bernyanyi di antaranya :
a.
Memberikan
suasana senang
b.
Mengasah
emosi
c.
Membantu
menguatkan daya ingat
d.
Mengasah
kemampuan apresiasi, imajinasi, dan kreasi
e.
Sebagai
alat dan media pembelajaran.40
h.
Metode
Tugas
Pemberian
tugas merupakan pekerjaan tertentu yang dengan sengaja harus dikerjakan oleh
anak yang mendapat tugas. Di TK tugas diberikan dalam bentuk kesempatan
melaksanakan kegiatan sesuai dengan petunjuk langsung guru. Dengan pemberian
tugas, anak dapat melaksanakan kegiatan secara nyata dan menyelesaikannya sampai
tuntas. Pemberian tugas mempunyai makna penting bagi anak TK, karena :
a.
Pembagian
tugas secara lisan akan memberi kesempatan pada anak untuk melatih persepsi
pendengaran mereka
b.
Pemberian
tugas melatih anak untuk memusatkan perhatian dalam jangka waktu tertentu
c.
Pemberian
tugas dapat membangun motivasi anak.
Selanjutnya
selain metode, yang termasuk dalam strategi pembelajaran adalah bahan dan
pembelajaran anak TK.
Berdasarkan
karakteristik perkembangan anak dan metode pembelajaran yang diterapkan untuk
anak TK, maka ada beberapa kriteria untuk menentukan bahan dan perlengkapan belajar
anak usia dini, yaitu:
1.
Relevan
dengan kondisi anak
2.
Berwarna
dan antraktif
3.
Sederhana
dan konkrit
4.
Eksploratif
dan mengundang rasa ingin tahu
5.
Berkait
dengan aktivitas keseharian anak
6.
Aman
dan tidak membahayakan
7.
Bermanfaat
dan mengandung nilai pendidikan.
E.
Manfaat Pelaksanaan Pembelajaran Anak Usia Dini
Adapun
manfaat dari pelaksanaan pembelajaran anak usia dini adalah :
1.
Mengembangkan
seluruh kemampuan yang dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangannya
2.
Mengenalkan
anak pada dunia sekitar
3.
Mengembangkan
nilai-nilai sosial anak
4.
Mengenalkan
peraturan dan menanamkan disiplin pada anak
5.
Memberikan
kesempatan kepada anak untuk menikmati masa bermainnya.
Karena misi dan fungai
pembelajaran di lembaga pendidikan TK ialah untuk membimbing dan membelajarkan
anak sambil bermain, memperluas pengenalan anak terhadap dunianya dan lingkungan
masyarakatnya serta sedapat mungkin mempersiapkan mental untuk menghadapi pendidikan
selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Strategi penbelajaran pada anak
usia dini ialah selalu mengedepankan aspek-aspek aktivitas bermain, bernyanyi (bergembira),
dan bekerja dalam arti berkegiatan. Bermain, bernyanyi, dan berkegiatan merupakan
tiga ciri PAUD, pendidikan aspek apapun hendaknya dilingkupi dengan keaktifan
bermain, bernyanyi, dan berkegiatan atau bekerja, ketiga hal ini akan mengasah
otak, kecerdasan, emosi, dan keterampilan fisik yang dilakukan dengan ceria,
bebas, dan tanpa beban.
Untuk melaksanakan proses
pembelajaran di lembaga pendidikan TK sangat membutuhkan suatu strategi
pembelajaran yang aktif dan atraktif. Berbagai aktivitas perlu diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran seperti, bermain, menari, olahraga, gerak tangan dan
kaki, dan apaun yang merupakan aktivitas positif.
B.
SARAN
Demi kesempurnaan makalah ini, kami
sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun kearah kebaikan
demi kelancaran dan kesempurnaan penulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA
-
Hibana S Rahman.
2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Yogyakara; PGTKI
-
Soemiarti
Patmonodewo. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta :
Rineka Cipta
-
Anwar Arifin. 2003. Memahami
Paradigma Baru Pendidikan Nasional
dalam UU SISDIKNAS. Jakarta; Departemen
Agama RI
-
Edy Gustian. 2001. Mempersiapkan
Anak Masuk Sekolah. Jakarta : Puspa
Swara.
-
Theo Riyanto
FIC, Martin Handoko FIC. 2004. Pendidikan pada Usia
Dini.
Jakarta; Grasindo
-
Moeslichatoen R.
M. Pd. 2004. Metode Pengajaran di TK. Jakarta; Rineka
Cipta
-
W. Gulo. 2002. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Widiasarana Indonesia
-
Syaiful Bahri
Djamarah, Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta:
Rineka Cipta